SEVEN’S LOVE HILL
PART 4 (END)
Author : Sakura Mirayuki and Yunita Chan
Main Cast : Kim Bum & Kim So Eun
Cast : Moon Geun Young, Lee Kwang Soo
Genre : Romance
Disclaimer : semua cerita, karakter, setting, alur, dll adalah milik dari masing-masing author. Untuk tokoh utama dan artis pendukung, itu semua bukan milik author, melainkan milik orang tua, keluarga, dan masing-masing agensi para artis. Author hanya memakai nama mereka untuk keperluan cerita.
Kali ini author membawa cerita yang gaje lagi, kalau ada yang baca terima kasih banyak, jangan lupa komen ya setelah membaca, tulis apapun yang kalian ingin tulis mengenai cerita gaje ku ini
_HAPPY READING_
SEVEN’S LOVE HILL
PART 4 (END)
Lee Kwang Soo dan Jung Ill Woo sedang menjenguk teman mereka yang sakit, ia mencari ruangan temannya tapi Tak kunjung menemukannya. Akhirnya ia memutuskan untuk bertanya dengan seorang yoja yang sedang duduk termenung dikursi tunggu
” Maaf agasshi, bolehkah aku bertanya sesuatu padamu?”, tanya Ill Woo yang berhasil membuat yoja itu teralihkan perhatian
” Iya,, apa yang bisa kubantu”, jawab yoja itu menoleh kearah Ill Woo
” So Eun? Kim So Eun? Benarkah itu kau?”, tanya Kwang Soo, yoja yang tak lain So Eun pun menoleh dan terkejut melihat dua orang namja yang ada dihadapannya
” Sudah lama kita tidak bertemu, bagaimana kabarmu?”, tanya Ill Woo tersenyum kearah So Eun
” Apa kau sakit? kenapa kau disini dan memakai seragam pasien?”, tanya Kwang Soo, So Eun melihat mereka berdua dengan tatapan sedih
” Apa yang terjadi So Eun?”, tanya Ill Woo yang menyadari kalau ada sesuatu yang tidak beres dengan So Eun
” Aku,,, aku baik-baik saja”, jawab So Eun tersenyum
” Benarkah kau baik-baik saja, tapi kenapa wajahmu sangat pucat?”, tanya Kwang Soo
Ada seorang suster yang mengingatkan So Eun untuk segera istirahat karena tubuh So Eun semakin hari semakin lemah
” Maafkan aku, tapi seperti yanng kalian dengar aku harus istirahat, kalau begitu aku permisi dulu”, pamit So Eun berjalan meninggalkan Ill Woo dan Kwang Soo yang masih bingung dengan keadaan yang sebenarnya
Keesokan harinya, Kwang Soo dan Ill Woo kembali kerumah sakit, mereka masih penasaran dengan keadaan So Eun yang sebenarnya, merekapun bertanya pada suster yang sedang bertugas
” Maaf suster, bisakah saya bertanya, kira-kira dimana kamar pasien bernama Kim So Eun?”, tanya Kwang Soo
” Oh sebentar tuan, saya lihatkan dulu,,,”,jawab suster itu melihat daftar nama pasien ” Pasien Kim So Eun berada dikamar yang ada dipaling ujung sana”, lanjut suster itu
” Bisa anda tunjukkan dimana kamarnya?”, tanya Kwang Soo yang langsung disenggol oleh Ill Woo, sambil menatap Ill Woo, Kwang Soo berkata,” Aku tidak tahu dimana kamarnya, jadi aku minta bantuan pada suster kita ini, tidak apa-apa kan suster?”
” Iya”, jawab suster itu singkat lalu suster itu mengantarkan Kwang Soo dan Ill Woo kekamar perawatan So Eun ” Ini kamarnya tuan”, ucap suster setelah sampai didepan kamar Kim So Eun ” Kalau begitu saya permisis dulu”, pamit suster itu, Kwang Soo mengamati kepergian suster itu ” Aish,, aku harus berkenalan dengannya, dia sangat cantik”, ucap Kwang Soo
” Kau itu, semua wanita kau bilang cantik”, ucap Ill Woo, Ill Woo dan Kwang Soo terkejut melihat keadaan So Eun dari luar kamar
” Sebenarnya apa yang telah terjadi dengan So Eun sehingga keadaannya bisa seperti ini?”, tanya Ill Woo
” Entahlah “, jawab Kwang Soo
Tiba-tiba, seorang laki-laki setengah baya keluar dari kamar So Eun, laki-laki itu adalah paman So Eun yang sangat baik pada So Eun, dialah orang yang menjaga So Eun setiap hari dan ia yang mengetahui perkembangan So Eun setelah divonis dokter mengidap penyakit HIV/AIDS. Melihat orang itu, Ill Woo dan Kwang Soo tidak menyia-nyiakan kesempatan ini untuk bertanya pada orang itu tentang keadaan So Eun karena ia baru keluar dari kamar So Eun.
” Maaf tuan, bisa saya bertanya sesuatu?”, tanya Ill Woo sopan pada orang yang baru keluar dari kamar So Eun yang tak lain adalah paman So Eun
” Iya,,, ada yang bisa saya bantu”, jawab paman So Eun
” Boleh saya tahu, siapa anda? Apa hubungan anda dengan pasien ruangan ini?”, tanya Ill Woo
” Oh,,, saya adalah paman So Eun”, jawab paman So Eun
” Oh,,, paman, boleh saya tahu kenapa So Eun bisa seperti ini?”, tanya Kwang Soo
” Kalau boleh tahu, kalian berdua ini siapa? Apakah kalian berdua ini teman-temannya Kim Bum?”, tanya paman So Eun dengan nada sedikit marah
” Iya paman kami adalah teman Kim Bum, tapi kenapa So Eun bisa seperti ini?”, tanya Ill Woo
” Ini semua karena kesalahan teman kalian”, jawab paman So Eun
” Maksud paman?”, tanya Kwang Soo
” Karena terlalu memikirkan keadaan Kim Bum yang kehilangan banyak darah, membuat So Eun rela menyumbangkan darahnya pada Kim Bum, sehingga membuat So Eun malah kehilangan darahnya, dan saat So Eun menerima transfer darah, darah itu malah darah milik orang yang mengidap penyakit HIV/AIDS dan karena itu So Eun tertular penyakit mematikan itu, sekarang So Eun divonis dokter kalau umurnya tidak akan lama lagi”, jelas paman So Eun, medengar penjelasan paman So Eun membuat Ill Woo dan Kwanng Soo tidak bisa berkata apa-apa, ia terkejut mendengar penjelasan itu, dan mereka berdua memutuskan untuk menemui Kim Bum untuk memberi tahu tentang ini semua.
***
Kim Bum sedang merenung didalam kamarnya ia melepaskan pakaiannya yang rencananya ia gunakan untuk menemui Geun Young tapi entah kenapa Geun Young membatalkan acara itu, keringat dingin membasahi tubuhnya karena ia masih teringat dengan semua yang baru terjadi padanya tadi pagi
FLASHBACK
Kim Bum terbangun karena bermimpi suara gadis yang berkata kalau ia sedang menunggunya lagi, saat terbangun keringat Kim Bum mengucur deras ditubuhnya
” Kenapa aku selalu bermimpi seperti itu? siapa gadis itu?”, tanya Kim Bum, Kim Bum pun mengambil air putih dan meminumnya, saat meneguk minumannya, mata Kim Bum menangkap sebuah kamera yang ada dimejanya ” Bukankah itu kamera gadis rumah sakit itu? kenapa aku sampai lupa mengembalikannya?”, tanya Kim Bum, Kim Bum pun mengambil kamera itu dan memeriksa isi kamera itu, betapa terkejutnya ia mendapati kalau semua photo yang ada dikamera itu adalah dirinya dan kenangan-kenangan masa lalunya kembali, iapun mengingat semuanya
FLASHBACK END
Kim Bum masih meruntuki kebodohannya karena bisa melupakan orang yang sangat ia cintai, ia masih belum bisa memaafkan dirinya sendiri karena telah berbicara seperti itu pada So Eun saat dirumah sakit.
Kim Bum mendengar suara ketukan pintu ” Masuklah”, ucap Kim Bum memberi ijin ” Ternyata kalian berdua”, ucap Kim Bum setelah mengetahui siapa yang mengetuk pintu
” Apa kau belum bisa mengingatnya?”, tanya Ill Woo
” Mengingat apa maksudmu?”, tanya balik Kim Bum
” Kau masih belum bisa mengingat Kim So Eun? Ini sudah beberapa bulan kau belum pulih juga, apa kau harus aku pukul supaya kau mengingatnya?”, marah Kwang Soo
” Kenapa kalian tiba-tiba marah padaku?”, tanya Kim Bum
” Kau memang laki-laki bodoh, kenapa kau harus kehilangan ingatanmu disaat ada seseorang yang mencintaimu sedang sekarat sekarang?”, marah Ill Woo, mata Kim Bum membulat mendengar ucapan Ill Woo
” Kau harus ikut kami menemuinya sekarang”, ajak Kwang Soo menarik tangan Kim Bum dan Kim Bum pun melepaskan tangannya yang ditarik oleh Kwang Soo
” Apa aku masih berhak untuk muncul dihadapannya setelah apa yang telah aku perbuat untuknya?”, tanya Kim Bum
” Kau berbicara seperti itu, apakah mungkin kau sudah,,,,”
” Iya,, aku sudah mengingat semuanya”, jawab Kim Bum membuat kedua sahabatnya itu senang
” Syukurlah kau sudah mengingatnya, kalau begitu cepatlah kau temui dia, dia sangat membutuhkanmu sekarang”, ucap Ill Woo, Kim Bum menatap Ill Woo dan Kwang Soo bergantian seakan bertanya apa yang telah terjadi sebenarnya.
***
Kim Bum berjalan gontai melewati lorong rumah sakit untuk menuju keruangan So Eun
” Kau tahu, So Eun sekarang sedang sekarat, dia seperti ini gara-gara dirimu, dia menyumbangkan darahnya untukmu tanpa memikirkan keadaan dirinya yang ternyata juga kekurangan darah, saat dirinya mendapatkan transfer darah, ternyata darah yang ditransferkan untuk So Eun itu adalah darah pengidap penyakit HIV/AIDS karena hal itu So Eun pun divonis dokter penyakit mematikan itu dan sekarang umurnya tidak lama lagi”
Kata-kata Ill Woo terus terngiang di telinga Kim Bum, Kim Bum sangat terpukul mendengar hal itu, ia semakin menyalahkan dirinya sendiri karena dirinya So Eun jadi seperti ini. Kim Bum sudah berdiri diruangan So Eun, ia ragu-ragu untuk masuk kedalam.
***
Eomma Kim Bum termenung diruang kerjanya, ia mengamati photo kecil Kim Bum dan photo dirinya bersama suaminya ” Maafkan eomma Kim Bum, eomma terlalu memaksamu”, ucap eomma Kim Bum ” Aku tidak akan memaksamu lagi”, ucap eomma Kim Bum
FLASHBACK
Eomma Kim Bum tersenyum menunggu kedatangan Geun Young, ia menunggu direstaurant favoritnya. Berbeda dengan Kim Bum yang duduk disebelahnya, eomma Kim Bum terlihat sangat bersemangat, tiba-tiba ponsel eomma Kim Bum bergetar tanda ada panggilan masuk, iapun mengangkatnya dan ternyata yang menelponnya adalah Geun Young
” Yoboseyo”
” Yoboseyo bibi, ini aku Geun Young, aku tidak bisa datang ketempat itu”
” Kenapa kau tidak datang, aku sudah menunggumu disini”
” Aku akan membatalkan acara pertunangan itu”
” Kenapa kau membatalkannya?”
” Karena Kim So Eun, wanita yang dicintai oleh putramu sekarang sedang mengidap penyakit HIV/AIDS, aku berpikir mungkin anakmu telah tertular jadi aku memutuskan untuk membatalkan pertunangan ini, aku tidak mau tertular penyakit membahayakan itu juga”
” Kau,,,”
” Aku akan menutup telpon sekarang, aku tidak ingin berhubungan dengan keluargamu lagi, asal kau tahu aku tidak pernah benar-benar menyukai putramu, kalau begitu aku akan menutupnya sekarang anyyeong”
” Yaaa,,,!!!”, teriak eomma Kim Bum yang sukses membuat Kim Bum menatapnya
” Apa yang sudah terjadi eomma, kenapa eomma berteriak seperti itu? apa Geun Young akan datang terlambat?”, tanya Kim Bum
” Ani,,, sepertinya dia sedang sibuk makanya ia tidak datang”, bohong eomma Kim Bum ” Kau pulanglah dulu, eomma akan menyusulmu”, ucap eomma Kim Bum melanjutkan ucapannya
” Baiklah, aku akan pulang terlebih dulu eomma”, ucap Kim Bum patuh dan berjalan meninggalkan eommanya sendiri di restaurant itu. Eomma Kim Bum terlihat sangat marah, ia menggenggam erat ponselnya ” Kenapa perempuan itu bisa bilang seperti itu? apa dia mempermainkan anakku? Kau pikir kau siapa bisa mempermainkan anakku seperti itu? Aku tidak akan memaafkanmu”, marah eomma Kim Bum, eomma Kim Bum meneguk minumannya untuk menenangkan pikirannya, setelah itu ia meninggalkan restaurant itu.
Tiba-tiba ada suara yang memanggilnya,
” Nyonya”
” Kau,,, bukankah kau,,,,”
” Iya, saya adalah paman Kim So Eun”
” Untuk apa kau menemuiku?”
Sambil berlutut dihadapan eomma Kim Bum ” Tolong, biarkanlah keponakanku bisa bertemu dengan anakmu”, ucap paman So Eun memohon
” Apa maksudmu? Kenapa aku harus mengabulkan permintaanmu?”
” Kau seharusnya mengijinkannya, karena dia telah mempertaruhkan nyawanya untuk anakmu, dan sekarang keponakanku mengalami hal seperti ini karena anakmu”
” Apa maksudmu, tuan Kim?”
” Nyonya aku mohon, untuk sekali saja, biarkanlah keponakanku bertemu dengan anak nyonya, tolong ijinkanlah anakmu untuk menemui keponakanku sebelum keponakanku pergi dari dunia ini, aku mohon nyonya”
” Kau tidak seharusnya berlutut didepanku seperti ini”
” Aku rela melakukan ini demi keponakanku yang paling aku sayangi, biarkanlah keponakanku bahagia, biarkanlah anak malang itu bahagia untuk pertama kalinya nyonya”
” Aku,,,”
‘ Nyonya,,, anak itu sekarat sekarang, dia selalu memanggil anak nyonya, tolong saya nyonya”, ucap paman So Eun menangis dihadapan eomma Kim Bum yang membuat eomma Kim Bum sedikit tersentuh hatinya, diapun membangunkan tubuh paman So Eun supaya tidak berlutut, setelah itu ia meninggalkan paman So Eun yang masih menangis.
FLASHBACK END
” Sayang,, maafkan aku, aku tidak bisa mendidik anak kita dengan baik”, ucap eomma Kim Bum menatap photo dirinya dengan appa Kim Bum, eomma Kim Bum meraih ponselnya dan menelpon Kim Bum
” Yoboseyo”
” Yoboseyo eomma, kenapa eomma menelponku? Apakah eomma akan mengajakku bertemu dengan Geun Young lagi? Aku mungkin akan terlambat datang kesana eomma, tapi tenang saja, aku akan datang”
” Ani Bum-ah,,, eomma tidak menyuruhmu untuk bertemu dengan Geun Young, tapi temuilah orang yang sangat kau sayangi”
” Eomma??”
” Iya,, temuilah Kim So Eun, dia sangat membutuhkanmu”
” Eomma??”
” Maafkan eomma Bum-ah,,, kau boleh melakukan apa yang kau inginkan, kau ingin bersama siapa eomma tidak akan melarangmu lagi, pilihlah wanita yang kau sukai, pertemukan dia dengan eomma, mengerti”
” Eomma,,,”
” Sudahlah sayang, eomma ingin istirahat sekarang, ah,,, jika kau belum mengingat So Eun kau bertanyalah pada kedua sahabatmu itu, eomma yakin mereka telah menceritakan anak itu padamu”
” Eomma,,,”
” Bum-ah lakukan yang kau inginkan, bahagiakan wanita itu, ah,,, eomma lelah eomma mau istirahat dulu”, ucap eomma Kim Bum menutup telponnya.
” Gomawo eomma”, ucap Kim Bum setelah eommanya menutup telponnya, Kim Bum tersenyum mendengar apa yang diucapkan oleh eommanya walaupun itu lewat telpon, membuat Kim Bum yakin untuk membuka pintu ruang perawatan So Eun, ia masuk dan mendengar bunyi alat-alat yang menopang hidup So Eun
” So Eun,,, Kim So Eun aku datang, maafkan aku karena datang terlambat”, ucap Kim Bum menangis ” So Eun bangunlah!”, pinta Kim Bum, mendengar suara Kim Bum , membuat So Eun perlahan membuka matanya walaupun tubuhnya sangat lemah
” Bum-ah kau kah itu?”, tanya So Eun lirih
” Ne,, ini aku, bangunlah aku sangat merindukanmu”, ucap Kim Bum memegang tangan So Eun
” Bum-ah maukah kau mengabulkan keinginanku?”, tanya So Eun
” Ani,, aku tidak mau mengabulkan permintaanmu, tapi aku yang menagih janjimu”
” Apa yang ingin kau tagih dariku Bum-ah?”
” Kau,,, kau belum memberitahu apa yang kau gambar, bukankah kau berjanji jika kau sudah selesai menggambar, kau akan memberi tahunya padaku?”
” Maafkan aku, tapi aku belum menyelesaikan gambar itu”
” Kojimal,, kau berbohong padaku kan?”
” Ani,, jangan terlalu dekat denganku, aku bisa menularkannya padamu”
” Aku tidak takut jika harus tertular, aku tidak takut jika harus mati karena tertular penyakit itu, aku akan takut jika aku kehilanganmu, aku sangat menyukaimu Kim So Eun”, ucap Kim Bum memeluk So Eun
” Kau tidak seharusnya melakukan itu Bum-ah”, ucap So Eun mennagis dan mereka berduapun saling berpelukan. Paman So Eun menangis melihat pemandangan itu ” So Eun-ah,,, kau juga harus bahagia, kau tidak pantas menerima penderitaan ini”, ucap paman So Eun meninggalkan ruangan So Eun.
***
Kim Bum mengajak So Eun ketempat yang sangat ingin didatangi So Eun, walaupun Kim Bum tahu kondisi So Eun yang sangat lemah tapi ia masih membawa So Eun ketempat itu
” So Eun-ah,,, kita sudah sampai”, ucap Kim Bum membangunkan So Eun yang tertidur dimobilnya
” Benarkah kita sudah sampai?”
” Iya,,, kau sangat ingin ke atas sana?”, tanya Kim Bum
” Iya,,, aku ingin mengunjungi tempat yang pernah kau ceritakan padaku waktu kecil, aku ingin sampai keatas sana”
” Naiklah, aku akan menggendongmu”
” Tapi aku sangat berat”
” Aku akan menggendongmu”, paksa Kim Bum dan akhirnya So Eun pun menurut apa yang diperintah Kim Bum.
So Eun sudah berada diatas punggung Kim Bum, Kim Bum menggendong So Eun sampai diatas bukit itu ” Apakah aku sangat berat Bum-ah?”
” Tidak, kau tak seberat yang aku bayangkan”
” Kau tahu Bum-ah, didalam sebuah drama jika ada wanita yang digendong pria seperti yang kau lakukan padaku saat ini, mereka akan menjadi pasangan diakhir cerita”
” Bukankah kita sekarang sudah menjadi pasangan?”
” Tapi pasangan didrama itu akan bersama dan hidup bahagia”
” Kita juga akan menjadi pasangan yang seperti itu”
” Aku juga berharap seperti itu, tapi mungkin Tuhan tidak akan mengabulkan harapan kita”
” Kenapa kau bilang seperti itu? Tuhan sangat menyayangi kita, buktinya kita bisa bersama saat ini”
” Iya,, kau benar, ah,,, kita sudah sampai, turunkan aku”
” Kau masih kuat berdiri?”, tanya Kim Bum
” Tentu saja aku masih kuat, kau tenang saja”, jawab So Eun, Kim Bum pun menurunkan So Eun dari punggungnya. Kim Bum dan So Eun duduk menghadap kearah matahari terbenam, senyum tak pernah hilang dari wajah pucat So Eun
” Apakah kau sangat bahagia?”, tanya Kim Bum
” Iya,, aku bahagia, ternyata tempat yang kau ceritakan waktu kecil lebih indah daripada yang aku bayangkan”, jawab So Eun lemas
” Tentu saja, tutuplah matamu”, pinta Kim Bum
” Kenapa kau menyuruhku tutup mata?”, tanya So Eun
” Lakukan saja”, ucap Kim Bum dan So Eun pun menutup matanya ” Sekarang bukalah”, ucap Kim Bum, So Eun pun membuka matanya, So Eun terkejut mengetahui apa yang sudah Kim Bum siapkan untuknya
” Cincin bunga mawar?”, tanya So Eun
” Iya,, maaf karena terlambat aku memberikannya”, sesal Kim Bum
” Gwenchana, yang penting kau mengingatnya, kau sudah tidak melupakanku kan?”
” Aku sudah mengingat semuanya, aku tidak akan melupakanmu”, ucap Kim Bum, So Eun pun menyandarkan kepalanya dibahu Kim Bum
” Aku senang kau mengingatku”, ucap So Eun lemas
” Aku senang kau disampingku saat ini”, balas Kim Bum
” Bum-ah maafkan aku”, ucap So Eun
” Untuk?”, tanya Kim Bum
” Sebetulnya aku berbohong padamu”, jawab So Eun
” Soal apa?”
” Sebetulnya,, aku sudah menyelesaikan lukisanku waktu itu,,, aku ingin,,, menunjukkan hasil lukisanku padamu,,,, tapi,,, aku malu padamu,,, karena,,, lukisanku sangat jelek,,,”
” Kau sangat berbakat dalam melukis, aku yakin lukisanmu akan bagus dan lukisanmu waktu itu sangat bagus”
” Kau tahu darimana?”
” Pamanmu yang memberitahunya padaku”
” Paman?”
” Iya”
” Tolong kau sampaikan terimakasihku pada pamanku”
” Aku tidak mau menyampaikannya, kau harus menyampaikannya sendiri”
” Tapi,,, aku takut,,, kalau aku tidak punya waktu untuk menyampaikannya”
” Kau harus menyempatkannya”, ucap Kim Bum mencoba untuk tegar, So Eun pun mengambil cermin yang ada ditasnya, So Eun kembali menyandarkan keplanya dibahu Kim Bum
” Lihatlah seharusnya aku memakai make up, kenapa kau tidak bilang kalau kau ingin mengajakku kencan?”, tanya So Eun sambil menatap wajah pucatnya dari pantulan cerminnya
” Bagaimanapun kau, kau akan terlihat cantik”, jawab Kim Bum
” Gomawo karena kau telah memujiku”
” Aku tidak memujimu, aku bicara yang sebenrnya”
So Eun tersenyum mendengar ucapan Kim Bum ” Bum-ah,, bolehkah aku istirahat dibahumu, aku sangat lelah”, ucap So Eun dengan nada sangat lemas
” Jika kau lelah istirahatlah,, aku bersedia meminjamkan bahuku untukmu”, ucap Kim Bum yang kini sudah tidak bisa menahan air matanya
” Kau tahu tidur dibahumu sangat nyaman,, Terimakasih kau sudah mengijinkanku tidur dibahumu, dan juga kau sudah memberikan sekaligus memakaikan cincin bunga mawar ini dijari manisku”, ucap So Eun yang semakin kehilangan kesadarannya, Kim Bum yang mendengarnya tidak bisa mengeluarkan suaranya dan hanya menyembunyikan air matanya supaya So Eun tidak melihatnya
” Bum-ah kau akan menemaniku sampai aku tertidur kan?”, tanya So Eun dan Kim Bum menjawabnya dengan sebuah anggukan, So Eun pun menutup matanya dan tertidur dengan nyaman dibahu Kim Bum.
” Kau kedinginan?”, tanya Kim Bum, lalu ia menyelimuti tubuh So Eun yang mulai mendingin dengan jaket yang ia kenakan, melihat So Eun menutup matanya, Kim Bum tersenyum lalu ia menyandarkan kepalanya diatas kepala So Eun yang sudah menutup matanya, ” Jangan lupa membangunkanku jika kau sudah bangun”, ucap Kim Bum menutup matanya dan mengusap lembut kepala So Eun.
THE END
This gallery contains 1 photo.